Hampir di setiap reviunya, Ken Rockwell mengatakan :
“Ketajaman foto itu lebih tergantung pada dirimu dibandingkan lensamu”.
Pendapat ini ada benarnya, sebagus apapun lensa yang kamu miliki, kualitas dan ketajaman foto yang dihasilkan itu tergantung bagaimana kamu bisa menggunakannya.
Quote lain mengatakan :
“A Man Behind the Gun..“
Saat saya membaca novel Samurai, pun saya menemukan isyarat A Man Behind the Gun.
Dari novel tersebut, saya bisa mengambil hikmah bahwa kehebatan dan kekuatan sebuah samurai bukanlah tergantung pada dari materi apa samurai itu dibuat, tetapi lebih ke siapa yang memegang dan menggunakannya.
Oleh karena itu, pada artikel ini saya akan mengulas tips bagaimana mendapatkan foto setajam mungkin dengan lensa yang kamu miliki.
Tips Membuat Foto Setajam Mungkin
1. Letakkan Fokus pada Titik yang Tepat
Untuk membuat foto tajam, peletakkan titik fokus yang benar merupakan syarat utama.
Mahluk Hidup
Saat memotret mahluk hidup seperti manusia atau binatang, letakkan titik fokus ke salah satu matanya, jangan ke titik yang lain, apalagi hidung.
Usahakan agar titik fokus jatuh ke salah satu mata yang paling dekat jaraknya dengan lensa.
Benda / Objek
Saat memotret benda apapun, pastikan titik fokus jatuh ke bagian yang paling menonjol atau bagian yang paling menarik perhatian dari benda tersebut.
Jangan letakkan titik fokus di area background ataupun foreground agar foto terlihat tajam.
Pemandangan / Landscape
Saat memotret pemandangan atau landscape, selalu gunakan aperture f.8 — f22, letakkan titik fokus di infinity, atau bisa juga mengatur titik fokus ke mode auto.
Jika foto yang diambil terdapat area foreground, gunakan teknik hyperfocal distance.
2. Gunakan Shutter Speed yang Memadai
Berdasarkan pengamatan saya, shutter speed seringkali menjadi penyebab buramnya foto yang dihasilkan oleh photographer pemula.
Perhatikan ini !
Jika objek diam, usahakan agar kecepatan shutter tidak kurang dari 1/60s atau minimal 1/Focal Length dari focal length (zoom) yang digunakan agar foto tidak shake / goyang.
Contoh :
Kamu menggunakan focal length 85mm, maka shutter speed minimal adalah 1/85s, lebih cepat lebih baik. Sebagian fotografer bahkan menyarankan agar menggunakan shutter speed minimal 1/2 x Focal Length, berarti 1/170s.
Jika kecepatan minimal tidak didapat karena minimnya cahaya, maka langkah selanjutnya adalah menaikkan ISO, misalnya dari ISO 100 ke ISO 400 dan seterusnya hingga mendapatkan kecepatan minimal tadi.
Alasannya, daripada mendapatkan foto shake (goyang), lebih baik foto agak noise karena foto goyang tidak bisa dikoreksi dengan software editing foto sementara foto noise masih bisa dikoreksi bahkan oleh kamera sendiri tanpa bantuan software.
3. Gunakan Aperture di Sweet Spot Lensa
Ada yang mengatakan bahwa pendapat ini cuma mitos saja, tapi berdasarkan pengalaman saya, tampaknya tiap-tiap lensa memang memiliki sweet spot atau aperture terbaiknya untuk menghasilkan foto yang tajam.
Umumnya setiap lensa memiliki sweet spot di 2x aperture terbesarnya. Misalnya lensa Canon 50mm f1.4, maka sweet spot-nya adalah f1.8.
Jadi tips-nya, kalau ingin mendapatkan foto bokeh, usahakan jangan menggunakan aperture terbesar lensa karena biasanya hasil yang didapatkan terlalu soft, jadi gunakan aperture minimal 2x bukaan terbesar lensa.
4. Pegang Kamera dengan Benar
Sampai saat ini saya masih berpendapat bahwa memegang kamera yang benar itu adalah dengan menempelkan kamera langsung ke mata, artinya membidik melalui view finder, bukan live view.
Dengan membidik, kamera akan “duduk” pada posisi yang kokoh karena ditopang oleh mata, kedua tangan serta kaki yang tegap sehingga bisa memilimalisir goyang atau tremor.
Jangan lupa juga untuk meletakkan salah siku satu tangan ke dada kamu.
referensi : https://digital-photography-school.com/cheat-sheet-how-to-hold-camera/
Saat ini saya sering melihat photographer memotret dengan menggunakan live view, tetapi bagi saya, sangat sulit untuk mendapatkan foto tajam jika menggunakan mode ini, mungkin saya yang tremor.. Hahahaha..
Saya paham bahwa dengan live view, lebih mudah bagi fotografer untuk mengatur komposisi serta warna foto karena hasil foto bisa langsung terlihat bahkan sesaat sebelum dijepret. Tapi saya masih tetap ingin mengasah kreatifitas dan imajinasi saya dengan bagaimana caranya mendapatkan foto bagus hanya dengan melihat melalui view finder. 🙂
5. Gunakan ISO Sebijak Mungkin
Pemilihan ISO yang tepat juga menjadi salah satu faktor ketajaman foto yang dihasilkan.
ISO sangat berkaitan erat dengan penggunaan shutter speed, aperture serta kondisi pencahayaan yang cukup. Jadi untuk memahami penggunaan ISO, kamu harus paham dulu segitiga eksposur.
Intinya, untuk mendapatkan foto yang tajam, usahakan menggunakan ISO sebijak mungkin karena semakin rendah ISO, semakin tajam hasil foto yang diperoleh.
6. Gunakan Tripod
Untuk membuat foto tajam, tripod merupakan salah satu peralatan wajib terutama bagi photograper landscape. Tanpa tripod, jangan harap kamu bisa mendapatkan foto bagus dan tajam saat memotret sunset, sunrise atau foto slow speed di siang hari.
Hal ini disebabkan karena pemotretan dengan kondisi di atas, pasti membutuhkan shutter speed yang lama, sementara kamu bukan robot, tak mungkin kamu bisa diam tanpa gerak sedikitpun dalam rentang waktu selama itu.
7. Aktifkan Image Stabilization
Image Stabilization merupakan teknologi yang berfungsi untuk mengkompensasi atau mereduksi getaran tangan saat melakukan pemotretan sehingga diharapkan bisa meminimalisir hasil foto yang shake / buram.
Image stabilization sangat berguna saat pemotretan dengan cahaya rendah atau saat pemotretan jarak jauh (zoom) sehingga hasil yang diperoleh tetap tajam. Tanpa IS, gambar yang diperoleh cenderung tidak tajam / blur akibat dari getaran tangan kita saat memegang kamera.
Setiap produsen kamera memiliki penamaan masing-masing untuk fitur peredam getaran ini.
Merk | Nama |
Canon | Image Stabilizer (IS) |
Nikon | Vibrate Reduction (VR) |
Sony | Steadyshot (lensa) IBIS (kamera) |
Sigma | Optical Stabilizer (OS) |
Tamron | Vibrate Compensation (VC) |
Tokina | VCM-S |
Wajib diingat !
Matikan image stabilization saat pemotretan dengan shutter speed yang sangat lama (bulb). Jika tetap dibiarkan aktif, maka akan merusak perangkat elektronik IS itu sendiri dan terkadang malah membuat foto yang menjadi buram.
8. Lepaskan Filter UV
Filter kamera memiliki berbagai jenis dan fungsi masing-masing, salah satunya adalah filter UV.
Tapi sudahlah, tak usah menggunakan filter ini. Saat ini coating lensa sudah sangat baik dan mampu meredam sinar ultraviolet dan meminimalisir chromatic aberation dengan baik.
Penggunaan filter UV malah menurunkan ketajaman foto, percayalah..!
9. Mirror Lock Up
Sadarkah kamu hentakkan cermin kamera saat foto diambil bisa mengakibatkan getaran?
Mirror lock up, mungkin jarang didengar oleh fotografer pemula. Fitur ini berfungsi untuk mengunci cermin saat tombol shutter ditekan.
Dengan mengaktifkan mirror lock up, cermin akan tetap bertahan pada posisi terbuka sampai foto benar-benar selesai diambil dan terekam di memory card. Trik ini akan meredam getaran pada kamera akibat hentakan cermin.
Pada kamera mirrorless, fitur ini tidak ada karena mirrorless tidak memiliki cermin.
10. Gunakan Shutter Release
Pada pemotretan landscape dengan tripod, fotografer acapkali menggunakan kabel tambahan sebagai pengganti tombol shutter, kabel ini biasa disebut shutter release.
Bukan untuk gaya-gayaan, kabel release terbukti bisa meredam getaran sesaat sebelum pemotretan karena fotografer tidak perlu menekan tombol shutter yang bisa mengakibatkan goyangnya kamera.
11. Rawat Lensa dan Hindari Jamur
Rawatlah lensa dengan baik untuk menghindari munculnya jamur pada optik. Selalu simpan kamera dan lensa pada wadah yang kering dan gunakan silica gel atau drybox elektrik agar udara tetap dalam kelembaban yang wajar.
Tumbuhnya jamur pada optik lensa bisa mengakibatkan hasil foto yang soft serta membuat lensa susah mendapatkan titik fokus yang akurat.
12. Gunakan AI Servo
Jika objek bergerak misalnya pada pemotretan sport, aktifkan fokusing otomatis mengikuti objek agar foto yang dihasilkan tetap fokus dan tajam.
13. Gunakan Lensa Fix / Prime Lens
Lensa fix adalah lensa yang memiliki satu focal length saja, atau biasa juga disebut sebagai lensa prime. Lensa fix memang dirancang untuk menghasilkan foto tajam pada focal length tertentu, misal Canon 50mm, dirancang agar tajam di focal length 50mm.
Berbeda dengan lensa zoom, dirancang agar tajam di seluruh focal length, akhirnya tidak ada yang benar-benar tajam sempurna, hanya acceptable sharpness.
Selain itu, banyaknya elemen lensa pada lensa zoom akan menciptakan lebih banyak difraksi dibanding lensa fix yang elemen lensanya lebih sedikit.
Jadi, untuk mendapatkan foto setajam silet, gunakan lensa fix, bukan lensa zoom.
14. Naikkan Sharpeness
Setiap kamera memiliki picture style atau picture control untuk mengatur sharpness atau ketajaman hasil foto.
Jadi, tips terakhir untuk membuat foto tajam adalah naikkan sharpness pada kondisi yang wajar — misalnya +5 — sehingga hasil foto akan terlihat semakin tajam.
Demikian 10+ Tips Membuat Foto Tajam dengan Lensa yang Ada.
Untuk kamera smartphone, bisakah aperturenya dimanipulasi?
(Entah pake applikasi atau filter khusus apa gitu)
Ga bisa bang, karena aperture itu hardware, bukan software.